Kamis, 05 Februari 2009

Kronologi Tertangkapnya Kader PKS (Jambi)

INILAH.COM– Tertangkapnya anggota Fraksi PKS DPRD Kota Jambi, Zulhamli Alhamidi, di panti pijat membuat Tifatul Sembiring gerah. Presiden PKS itu bahkan perlu menjelaskan kasus ini secara khusus dalam konferensi pers di kantornya.

Menurut Tifatul, kader partainya tidak melakukan perbuatan asusila sebagaimana diberitakan media massa. “Zulhamli memang dipijat, tetapi di tempat urut tradisional yang bersih dan bebas mesum,” kata Tifatul di Jakarta, Rabu (4/2).

Bagaimana sebenarnya kerjadian itu berlangsung? Inilah kronologinya, seperti diungkapkan Ketua DPD PKS Kota Jambi Safrudin Dwi Apriyanto:

Selasa (3/2) siang, sekitar pukul 13.30 WIB, Poltabes Jambi menggelar razia gabungan bersama satpol PP yang diikuti pula rombongan wartawan. Substansinya adalah razia yustisia KTP dan perizinan, baik untuk hotel, karaoke, dan panti pijat.

Selama ini, biasanya razia dilakukan pada malam hari. Namun karena berbagai pertimbangan, termasuk seringnya terjadi kebocoran informasi, maka razia hari itu dilakukan pada siang hari.

Adapun lokasi usaha pijat ‘Sehat Bersih’ yang merupakan tempat kejadian tertangkapnya kader PKS adalah tempat terakhir (pukul 15.00 WIB), setelah razia pada hotel, karaoke, maupun panti pijat lain, baik di kawasan pasar, mal, dan beberapa tempat lainnya.

Saat tim razia gabungan sampai di lokasi panti pijat ‘Sehat Bersih’, kondisi sedang sepi, kecuali di lantai dua ada seorang pasien yang belakangan diketahui sebagai meskipun secara hukum tidak bermasalah. Menurut keterangan petugas satpol PP dan wartawan, ada seorang lelaki dalam posisi telungkup tanpa baju bagian atas dan terlihat sedang tertidur dengan musik di HP yang masih berjalan.

Petugas masuk ke bilik panti tersebut. Tidak ada perempuan di ruang itu. Seorang wartawan sempat bertanya kepada seorang perempuan yang tengah melintas di sekitar lokasi bilik. Menurut perempuan ini, ia baru saja memijat lelaki yang ada dalam bilik tersebut.

Penampilan perempuan yang mengenakan seragam panti pijat warna oranye ini, menurut wartawan, mohon maaf, secara fisik agak gemuk dan pendek. Beberapa wartawan, termasuk wartawan TV, pun kemudian masuk ke bilik dan membangunkan pasien lelaki. Mereka enanyakan KTP dan saat itulah lelaki tadi mengaku sebagai anggota dewan.

Saat itu, tidak ada seorang wartawan pun yang mengetahui identitas lelaki itu. Namun mendengar kata-kata ‘anggota dewan’, maka kemudian suasana menjadi ramai oleh wartawan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, beberapa wartawan mengusulkan agar lelaki itu dipindahkan ke kantor Satpol PP.

Dan kemudian saat prosesi pemindahan itulah mendapat liputan dari para wartawan sampai ke kantor Satpol PP. Karena di kantor Satpol PP terlalu banyak wartawan, maka kemudian wartawan di bawa ke kantor DPRD untuk konferensi pers bersama Muhammad Zayadi, (anggota Fraksi PKS DPRD Kota Jambi). Sementara itu Zulhamli Alhamidi berada di kantor Satpol PP untuk selanjutnya dievakuasi ke rumah mertuanya pada pukul 17.45 WIB.

Menurut pengakuan yang bersangkutan, pada pukul 14.00 WIB, rencananya ia akan mengunjungi rumah salah seorang kader. Namun karena kondisi fisiknya kelelahan (malamnya bermain bulutangkis), maka kemudian ia mampir ke lokasi panti pijat tersebut.

Zulhamli Alhamidi dimintai klarifikasi oleh Dewan Syariah dan bidang pembinaan kader DPW PKS Provinsi jambi terkait dengan berbagai pemberitaan miring di media. Dari hasil pertemuan tersebut, diputuskan bahwa Zulhamli Alhamidi akan menyampaikan klarifikasi terhadap pemberitaan miring di media.

Zulhamli Alhamidi juga langsung menyatakan pengunduran diri sebagai anggota DPRD Kota Jambi. Langkah ini dilakukan sebagai konsekuensi bahwa tindakannya secara etika kepartaian telah melanggar prinsip dasar PKS sebagai partai dakwah, meskipun secara hukum tidak bermasalah. [P1]
------
sumber: inilah.com

0 komentar:

 
© free template by Blogspot tutorial